Senin, 06 April 2020

Diklat Daring Google Classroom dan Quizizz 2 Matematika Nusantara



Ini tentang kami, ya kami. Tim hebat yang sukses menyelenggarakan Diklat Daring Google Classroom dan Quizizz 2 Matematika Nusantara secara gratis, sebagai bakti MN untuk Negeri yang diiikuti oleh ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia dan meliputi berbagai kalangan dari Guru, Kepala Sekolah, Mahasiwa, Dosen, dan Pemerhati lainnya, dari berbagai mata pelajaran, tidak hanya matematika saja. Tim hebat itu adalah Pres MN, SekJend MN, Pengurus MN, Tim Webex, Tim Data, Panitia, Mentor dan Walas yang bekerja keras demi suksesnya DDGCQ2 MN. Tim hebat kumpulan master-master IT, Coding, Latex, Geogebra, Pemprograman, Telegram, yang dijemput dari Aceh, Lampung, Palembang, Pulau Jawa, Ternate, Lombok,Singosari,  Sulawesi,, dan Pulau Kalimantan
Semua berawal dari ide Pak Pres MN yang sering kami sebut PCM di obrolan dapur MN tentang aksi MN untuk negeri maka dicetuskan keinginan mengadakan diklat daring lagi mengakomodir situasi pembelajaran kelas nyata yang tidak memungkinkan. Kala Pak Pres bersabda, maka para punggawa2 dan dayang2 pun bergerak merencanakan dan menyiapkan sesuatu, semua serba instan. Pendaftaran dibuka oleh SekJend MN yang biasa kami panggil dengan sebutan Pak Duren. Mulailah tim dapur, pengurus pusat , pengurus daerah juga MN lovers bergerak membagikan link pendaftaran di media-media sosial yang mereka punya. Di saat situasi yang mewajibkan guru dan siswa di rumah, maka diklat daring gratis inipun mendapat sambutan yang sangat hangat dan dibanjiri oleh ribuan peserta.
Jujur, kami tidak menyangka peserta akan sebanyak itu. Meskipun Matematika Nusantara (MN) sering mengadakan diklat daring, namun dengan peserta yang jumlahnya ribuan, kami tentu harus  bekerja habis-habisan. Awalnya prediksi kami, peserta hanya dalam hitungan ratusan bukanlah ribuan. Tapi prediksi itu meleset, hari pertama dibuka pendaftaran, peserta sudah membludak. Hari kedua pendaftaran, peserta sudah menembus angka ribuan. Hal yang sungguh membuat kami terpana. Mulailah perekrutan Mentor dan Wali kelas  (Walas) kami lakukan, karena tim dapur dan pengurus MN pasti kewalahan menghadapi peserta yang banyak. Ada mentor yang awalnya mendaftar jadi peserta, kami tarik ikut duduk dan meracik menu di dapur panitia, ada yang awalnya asyik dengan kebunnya dijadikan Wali kelas dan lupakan sejenak hasil kebunnya. Ada rayuan maut, lobby-lobby, dan jemput bola. Di balik itu, ada kriteria yang kami terapkan untuk merekrut semuanya untuk mau bekerja keras. Ya kerja keras untuk semuanya, mau untuk belajar, berbagi, memotivasi dan menginspirasi sesuai motto MN. Mau  melayani tanya jawab peserta, mau dijapri peserta siang malam, karena pembelajaran daring / online tidak berbatas waktu. Walaupun jadwal dan silabus dibagikan, tapi kenyataannya di saat diklat berlangsung diskusi tak berbatas waktu.
Hari ketiga pendaftaran kami sempat ragu dan memutuskan untuk menutup pendaftaran. Tapi sekali melangkah, pantang kita mundur, begitu  kata PCM. Sehingga pendaftaran terus kami buka selama 4 hari sesuai flyer yang kami bagi.
Grup telegram diklat yang kami sebut aula pun dibuat dan diupgrade menjadi supergrup agar mampu menampung ribuan peserta. Tim hebat bahu membahu menjebloskan peserta yang sudah mendaftar untuk masuk aula TG. Peserta ditambahkan, dikasih link untuk duduk manis di aula menunggu pendaftaran ditutup dan semua peserta masuk aula. Hari keempat pendaftaran ditutup siang hari, agar ada waktu tim data Pak Emka sebutan beliau untuk memilah data yang masuk. Ada peserta yang bahkan sampai delapan kali mendaftar dan memberi respon di link pendaftaran. Contact person yang kami sebut resepsionis  selalu dibanjiri sms, chatt Wa, telepon dan japrian telegram dari banyak orang yang intinya ingin mengetahui tentang diklat daring MN.
Tak cukup aula TG, kelas-kelas kecil juga kami siapkan. Yang awalnya 12 kelas akhirnya fix menjadi 20 kelas, agar peserta bisa tercover nantinya. Perekrutan mentor dan Walas tambahanpun kembali dilakukan demi mengakomodir banyaknya peserta agar mereka terlayani dengan baik. Semua serba cepat, semua serba daring namun keprofesioanalitas mereka terlihat jelas. Mereka yang direkrut menampakan kesungguhan dan kerja keras.
Kelas Goggle Classroom (GC) dibuat oleh Pak Pres MN, yang awalnya sebanyak 12 kelas namun akhirnya menjadi 20 kelas. Pembagian kelas, yang didampingi oleh 1 mentor GC , 1 mentor Q dan 1 orang walas dilakukan. Sebagai Mentor Utama GC Pak Moch. Fatkoer Rohman Sang Pres MN / Ketua Umum MN, Mentor Utama Quizizz Pak Duren / Dudi Wahyudi  (Sekjen MN) dan beberapa panitia. Waktu yang terus berjalan, peserta diklat yang sudah berdatangan dan menunggu di aula, membuat kami semua harus bertindak serba cepat dan harus tepat. Kami tak perlu jumawa dan bangga dengan banyaknya peserta, kami harus melakukan sesuatu semampu kami, seluruh potensi dikerahkan, semua mentor dan walas diberdayakan Karena kami semua sudah berkeinginan terus melangkah bersama.
Sore Minggu tanggal 29 Maret 2020, akhirnya daftar peserta diklat DDGCQ 2 MN kami sebar di web MN, di media social, lagi-lagi MN lovers sangat berperan di sana. Minggu Malam peserta diberikan pengarahan untuk kegiatan selama 7 hari ke depan. Silabus dan jadwal dibagikan, mentor dan walas sangat berperan penting dalam mengarahkan peserta ke kelas kecil TG nya untuk kemudian juga menuju kelas GC nya.
Ruang panitia selalu ramai dengan diskusi dan canda di sela2 masuk kelas kecil. Disana kami berbagi satu sama lain, saling menguatkan, saling memotivasi. Kelas-kelas kecil TG tak pernah sepi dari permasalahan, japrian demi japrian berdatangan ke semua panitia, mentor dan walas karena memang peserta memiliki dasar kemampuan IT yang berbeda satu sama lain. Semua dilayani dengan sabar, walaupun kadang tak semua japrian bisa langsung terbalas.
Diantara tugas keluarga, tugas sekolah dan lainnya, Tim hebat terus menunjukkan kemampuan mereka, sangat terlihat kematangan dan keikhlasan disana. Jadwal yang padat, materi yang dianggap peserta sangat banyak, belum lagi jadwal pleno di Webex yang mengharuskan kami memiliki persiapan sebelumnya. Mentor harus membaca terlebih dahulu dari peserta, itu pesan PCM kepada kami.
Tim hebat sangat rendah hati begitu Pak Duren menyebutnya, Pengaturan jadwal webex selalu diwarnai dengan rasa rendah hati, hal ini bukan karena mereka tak mampu namun saling berbagi dan saling mengisi. Ada panitia siaga, ada mentor yang rela stay tune depan laptopnya dari pagi hingga sore selesai sesi Pleno Webex. Ada yang jatuh sakit, ada yang terkendala jaringan, ada kesibukan penting. Akhirnya beberapa jadwal dibuat dengan lagi-lagi sedikit rayuan dan kadang pemaksaan dalam tanda kutip. Sehingga pembukaan dan Pleno materi sebanyak 4 kali di Room Webex bisa berjalan lancer. Terbukti, saat sesi pembukaan di room webec diikuti 1187 peserta, rekor terbaru peserta terbanyak kata Bu Siti Zulaiha yang kami sebut Bu Dzu, Tim Webex yang mantap.  

Ribuan peserta dari berbagai kalangan, lintas mapel, lintas jenjang pastinya banyak permasalahan yang muncul diantaranya mentor dan walas yang mengampu lebih dari 200 an peserta di satu kelas, sehingga kadang kurang memperhatikan satu demi satu anggota kelasnya. Bahkan ada mentor dan walas yang mengampu di dua kelas berbeda, tak apalah semua serba daring.
Mentor Utama tugasnya memberikan materi dan tugas di semua kelas. Mentor kelas tugasnya sebagai fasilitator dalam diskusi di aula, kelas TG dan GC. Namun beberapa mentor ikut berperan membantu tugas walasnya. Wali kelas bertugas mendampingi mentor dan peserta di kelas, merekap kehadiran peserta, menjemput peserta dan melaporkannya kepada panitia.
Kemarin diklat itu sudah usai, penutupan sudah dilakukan, empat kali Pleno di Room Webex telah dilewati dengan lancar. Peserta sudah bercengkrama bersama keluarganya dengan tenang, waktu yang susah didapat saat materi dan penugasan didapat. Namun mentor masih berjibaku dengan tugas-tugas yang belum dinilai karena peserta terlambat mengirimnya.  Postest yang diadakan melalui Quizizz dengan segala lika likunya mewarnai  jalannya proses pengambilan nilai. Ada peserta yang telat, tertidur, lupa jadwal, bermasalah dengan sinyal, dan kesibukan lain di waktu yang sama.
Walas sibuk rekap kehadiran peserta baik di TG, GC dan room Webex, semua diamati seperti mencari kutu, menyingkronkan dengan daftar hadir, berharap tak ada satupun yang terlewat  dan dirugikan. Panitia sibuk dengan pendataan peserta yang keliru dalam mengisi data, sibuk menpersiapkan SK Kelulusan. Mengharapkan banyak kenaikan persentase kelulusan, namun kriteria tetap ada, dan aturan tetap harus dipenuhi, lupakan sejenak koneksi, semua proses wajib diikuti siapapun tanpa kecuali. Peserta menunggu dengan harap-harap cemas, walau tujuan utama ikut diklat untuk menimba ilmu dan mendapat sertifikat adalah bonusnya. Mendapat tenan di seluruh nusantara adalah kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi.
Selamat untuk tim hebat DDGCQ 2 MN, selamat untuk Matematika Nusantara, turut bangga terlibat di dalamnya. Semoga ini menjadi ladang amal bagi semua dan semoga berkah.
Banjarmasin, 6 April 2020
#Catatan kecil
#Salam B2M2
#Bakti MN Untuk Negeri


Sabtu, 24 November 2012

Belajar

Namaku Wenni Meliana,S.Pd. Aku pengajar di salah satu sekolah swasta di Banjarmasin. Awal penugasanku menjadi PNS ditempatkan di MTsN Lampihong, salah satu desa di Kalimantan Selatan. Awalnya desa ini sangat asing bagiku, jauh dari pusat keramaian, sinyal HP pun tidak ada disana. Pasar desa seminggu sekali baru ada, untuk belanja keperluan sehari-hari hanya menunggu penjual yang lewat + warung-warung kecil yang menjual bahan-bahan pokok yang tidak terlalu lengkap juga. Desa ini awalnya masuk Kab.HSU. Setelah ada pemekaran daerah, maka desa ini menjadi wilayah Kab.Balangan. Tiga tahun mengajar di desa, dengan segala keunikannya. Dimana sekolah tidak menjadi prioritas bagi warga disana. Ada beberapa siswaku yang putus sekolah di tengah jalan, karena faktor ekonomi, bagi mereka sekolah urutan kesekian. Prioritas mereka bagaimana bertahan hidup, membantu orang tua mencari nafkah.
 Mengajar di desa memberikan pengalaman yang sangat berharga bagiku, suasana desa yang alami, ramah tamah, kekeluargaan disana sangat tinggi. Penghargaan mereka pada sosok seorang guru juga sangat besar.
Tahun 2005 aku dipindah ke MTsN Model Amuntai, salah satu kota kecil di Kalimantan Selatan. Awalnya aku kaget kenapa harus dipindah. Aku sudah merasa betah tinggal di desa. Namun, aku percaya Allah SWT pasti memiliki rencana, yang kadang manusia tidak menyadarinya. semua pasti ada hikmahnya. Amuntai merupakan ibukota kabupaten Hulu Sungai Utara. Beternak itik merupakan salah satu mata pencaharian warga disana. Jumlah siswa di sekolah ini sangat banyak, setiap tahun ajaran baru sekolah ini merupakan sekolah favorit disana. Ada 24 kelas dari kelas VII-IX, masing-masing tingkat terdiri 8 kelas dari kelas A - H. Setiap kelas rata-rata jumlah siswanya 40 -45 orang. Meski 2 tahun mengajar di MTsN Model Amuntai , namun pengalaman yang diperoleh banyak di sekolah itu. Ada kreativitas, penghargaan prestasi, profesionalitas. Satu hal yang aku suka adalah target membuat nilai ujian nasional siswa mendapat nilai 10 dengan murni. Bisakah itu kami lakukan? Alhamdulillah, kami guru UN terutama guru matematika bisa melakukannya. Siswa mendapat nilai 10 pada mata pelajaran matematika Ujian Nasional  dengan murni itu fakta yang ada. Semua terwujud karena semuanya mendukung, dari Kepala Sekolah, guru-guru,siswa,serta orang tua siswa + perangkat yang menunjang.
Di tengah Ujian Nasional yang carut marut dan sarat ketidakjujuran, yakinlah masih banyak siswa yang mampu meraih nilai tinggi dengan jujur. Itu fakta yang ada. Kebijakan sekolah memberi pelajaran tambahan dari awal tahun, siswa yang berprestasi dan memiliki semangat tinggi, guru yang profesional dan berdedikasi tinggi, orang tua yang penuh atensi. Semua itulah kuncinya.
Tahun 2007 aku pindah ke MTs Muhammadiyah, kepindahan kali ini memang aku yang menginginkan karena suamiku bekerja di Banjarmasin. Sebenarnya kalau harus disuruh memilih aku lebih suka tinggal di ibukota kabupaten, tetap mengajar di MTsN Model, namun karena keluarga prioritasku, aku harus meninggalkan sekolah yang penuh prestasi, dedikasi, profesionalitas, aku bangga pernah terlibat dan mengajar di MTsN Model Amuntai.
Pindah ke MTs Muhammadiyah Banjarmasin karena pertimbangan lebih dekat dengan rumah, akses yang mudah menuju ke sana karena terletak di pinggir jalan S.Parman, dekat pertokoan, rumah sakit, pasar, dan lainnya. Banyak hal baru yang kutemukan disini, hingga tanpa terasa aku sudah mengajar di sekolah ini selama 5 tahun lebih. Jabatan aku di sekolah ini menjadi Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum dan Bendahara BOS. Menjalani tugas sebagai seorang guru dan ibu dari anak-anakku, aku jalani dengan sabar dan ikhlas. Yakinlah, Allah SWT tidak akan memberi cobaan yang kita tak sanggup memikulnya. Selalu berpegang pada Al Qur'an dan Hadist, tetap istikamah, dan selalu berusaha meraih barakah . InsyaAllah kita akan selalu diberi kemudahan. Setiap kejadian pasti ada makna, yang kadang kita tak mengerti sebelum menjalaninya.